BUNTOK – Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kalimantan Tengah menagih komitmen Pemerintah Daerah Barito Selatan terkait pembentukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Disabilitas. Aspirasi itu disampaikan dalam dialog yang digelar di Aula Hotel Mulya Kencana, Selasa (26/8/2025), bersama jajaran Pemda Barsel yang diwakili Asisten II Setda, Nuryadin Rahmat.
Dalam kesempatan itu, Nuryadin menegaskan pentingnya memastikan partisipasi bermakna dari penyandang disabilitas dalam proses perumusan perda. “Partisipasi bukan hanya dimaknai sebagai mobilisasi atau komunikasi searah, tetapi harus membangun dialog yang menjamin keterlibatan mandiri bagi penyandang disabilitas,” tegasnya.
Ia menambahkan, Pemda Barsel perlu mengenali seluruh organisasi disabilitas yang ada di daerah, sehingga representasi mencakup berbagai ragam disabilitas seperti netra, tuli, fisik, intelektual, hingga mental. Menurutnya, dukungan teknis juga harus dipastikan, mulai dari aksesibilitas dokumen untuk tunanetra, ruangan ramah kursi roda, toilet aksesibel, juru bahasa isyarat, hingga fasilitas pendampingan bagi peserta yang membutuhkan.
Sementara itu, Ketua Pertuni Kalteng, Mulyansyah, menekankan bahwa kebutuhan tiap ragam disabilitas berbeda sehingga hanya bisa disuarakan secara sah melalui organisasinya masing-masing. “Organisasi disabilitas sudah tersebar di sejumlah wilayah Barsel. Karena itu penting agar representasi mereka dilibatkan langsung dalam pembahasan rancangan perda,” ujarnya.
Mulyansyah juga mengingatkan bahwa pelibatan aktif penyandang disabilitas bukan sekadar formalitas, tetapi harus menjadi pintu masuk komunikasi yang lebih intensif antara pemda dan komunitas disabilitas. “Bukan hanya memastikan adanya perda disabilitas di setiap daerah, tapi juga memastikan prosesnya partisipatif. Ini langkah nyata menuju keadilan sosial,” tegasnya.
Dialog ini diharapkan dapat mempercepat lahirnya Perda Disabilitas di Barito Selatan, sekaligus menjadi landasan hukum yang mengakomodir hak-hak penyandang disabilitas secara inklusif. (nur)