KUALA KAPUAS– Agen travel Rumbia Lodge asal Kalimantan Selatan menggelar kegiatan Open Trip Wisata Budaya dengan mengunjungi Huma Betang Manggatang Utus di Desa Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas, Minggu pagi (3/8/2025).
Rombongan yang terdiri dari belasan wisatawan lokal dipimpin langsung oleh Owner Rumbia Lodge, Teguh Winarto, dan disambut hangat oleh para tokoh adat setempat seperti Robiadi, Dedon, dan Pak Sumber. Turut hadir perwakilan dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kapuas, yaitu Evanalawati selaku Kabid Pariwisata, didampingi oleh Yuda dan Leni.
Sebelum memasuki bangunan utama, rombongan disambut dengan tarian tradisional Dayak oleh Sanggar Seni Budaya Majar Anak Tabela dari SMAN 2 Kuala Kapuas. Tarian ini menjadi simbol selamat datang kepada para tamu yang datang berkunjung.
Dalam kunjungan tersebut, para wisatawan mendapat penjelasan langsung tentang sejarah berdirinya Huma Betang Manggatang Utus dari Robiadi, termasuk filosofi arsitektur khas Dayak. Salah satu yang menarik adalah alasan rumah dibangun tinggi, yakni untuk menghindari binatang buas serta menjaga dari serangan saat zaman Kayau masih terjadi sebelum dicapainya kesepakatan damai lewat Pertemuan Tumbang Anoi tahun 1894.
Tidak hanya itu, rombongan juga menyaksikan prosesi ritual membuka dan membangunkan pentang, yang mengandung unsur kekuatan magis dan spiritual Dayak, dipimpin oleh Pangkalima Patir Ahmadi. Ritual diakhiri dengan tarian Manasai yang dilakukan bersama dalam lingkaran kebersamaan.
Dedon dan Sri Candra Nilawati, S.Pd selaku pimpinan Sanggar Majar Anak Tabela, turut memberikan pemahaman tentang beragam tradisi adat Dayak seperti Laluhan dan Mamapas Lewu, yang menjadi bagian penting dalam siklus kehidupan masyarakat Dayak Ngaju.
Teguh Winarto menyampaikan bahwa perjalanan wisata ini bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya Dayak kepada komunitas mereka yang tinggal di Kalimantan Selatan. “Sebagian besar peserta berasal dari luar Kalimantan, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi. Kami ingin mereka mengenal lebih dalam budaya lokal yang luar biasa ini,” ungkapnya.
Tak hanya mengunjungi Huma Betang, rombongan juga dijadwalkan menyambangi Makam Sandung, serta menutup perjalanan dengan susur Sungai Kapuas untuk menikmati panorama alam dan matahari terbenam dari tengah sungai.
Teguh menyatakan kepuasannya atas perjalanan kali ini. “Wawasan kami jadi terbuka, dan kami sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Kapuas dalam melestarikan budaya lokal. Karena itu, dalam waktu dekat kami berencana kembali, bahkan menjadikan Kapuas sebagai salah satu destinasi tetap kami,” pungkasnya. (red/hbb)